Kamis, 21 Maret 2013

cara dan pengertian penarikan kesimpulan silogisme dan contoh kalimat

PENGERTIAN SILOGISME
Silogisme merupakan bagian yang paling akhir dari pembahasan logika formal dan dianggap sebagian yang paling penting dalam ilmu logika . Dilihat dari bentuknya silogisme adalah contoh yang paling tegas dalam cara berpikir deduktif yakni mengambil kesimpulan khusus dari kesimpulan umum . hanya saja dalam teori silogisme kesimpulan terdahulu hanya terdiri dari dua keputusan saja sedang salah satu keputusannya harus universal dan dalam dua keputusan tersebut harus ada usur – unsur yang sama – sama dipunyai oleh kedua keputusannnya
Jadi tegasnya yang di namakan dengan silogisme adalah suatu pengambilan kesimpulan dari dua macam keputusan ( yang mengandung unsur yang sama dan salah satunya harus universal ) suatu keputusan yang ketiga yang kebenarannya sama dengan dua keputusan yang mendahuluinya. Dengan kata lain silogisme adalah merupakan pola berpikir yang di susun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan . Contoh
1, Semua makhluk mempuyai mata , ( Primis Mayor )
2. Si kacong adalah seorang mahluk ( Primis Minor )
3. Jadi Si kacong mempuyai mata . ( Kesimpulan )
Pada contoh diatas kita melihat adanya persamaan antara keputusan pertama dengan keputusan kedua yakni sama – sam mahkluk dan salah satu dari keduanya universal ( Keputusan pertama ) oleh karena itu nilai kebenaran dari keputusan ketiga sama dengan nilai kebenaran dua keputusan sebelumnya. Kesimpulan yang diambil bahwa Si kacong mempuyai mata adalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua primis yang mendukungnya. Pertanyaan apakah kesimpulan itu benar maka hal ini harus di kembalikan kepada kebenaran primis yang mendahuluinya.. Sekiranya kedua primis yang mendukungnya adalah benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang di tariknya juga adalah benar.
Dengan demikian maka ketetapan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal yakni kebenaran primis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan pengambilan kesimpulan . Dan ketika salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak di penuhi maka kesimpulan yang ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif, Argumentasi matematik seperti : a sama dengan b dan bila b sama dengan c maka a sama dengan c hal ini merupakan penalaran deduktif , Kesimpulan ang berupa pengetahuan baru bahwa a sama dengan c pada haketnya bukan merupakan pengetahuan baru dalam arti yang sebenarnya , melainkan sekedar konsekwensi dari dua pengetahuan yang sudah kita ketahui sebelumnya , yakni bahwa a sama dengan b dan b sama dengan c.
B. Bagian Bagian Silogisme
Pada dasarnya silogisme mempuyai empat bagian
  1. Bagian pertama adalah keputusan pertama , yang biasanya disebut premis mayor. Premis mempuyai arti kalimat yang di jadikan dasar penarikan kesimpulan, ada juga yang mengatakan primes adalah kata- kata atau tulisan sebagai pendahulu untuk menarik suatu kesimpulan atau dapat juga diartikan sebagai pangkal pikiran . Mayor artinya besar . Primis mayor artinya pangkal pikir yang mengandung term mayor dari silogisme itu , dimana nantinya akan muncul menjadi predikat dalam kongklusi ( kesimpulan )
Contoh : Semua makhluk mempuyai mata
  1. Bagian kedua adalah keputusan kedua , yang umunya di sebut dengan premis minor. Premis minor artinya pangkal pikiran yang mengandung term minor ( Kecil ) dari silogisme itu , dimana nantinya akan muncul menjadi subjek dalam kongklusi.
Contoh : Si kacong adalah seorang mahluk
  1. Bagian ketiga adalah bagian – bagian yang sama dalam dua keputusan tersebut , yang biasanya disebut medium atau term menengah ( middle term ) , Karena ia terdapat pada kedua premis ( Mayor dan minor ) , maka bertindak sebagai penghubung ( medium ) antara keduanya , tetapi tidak muncul dalam kongklusi.
  2. Bagian keempat adalah keputusan ketiga yang disebut kongklusi atau kesimpulan , adalah merupakan keputusan baru ( dari dua keputusan sebelumnya ) yang mengatakan bahwa apa yang benar dalam mayor , juga benar dalam term minor Artinya kalau miming benar., Semua makhluk mempuyai mata , maka Si kacong yang menjadi bagian dari mahkluk adalah mempuyai mata
Si kacong mempuyai mata
C. Macam – macam silogisme.
Penyimpulan deduksi yang telah kita ketahui sekedarnya dapat kita laksanakan melalui teknik – teknik , silogisme kategosik baik melaui bentuk standarnya maupun bukan , Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tidak langsung di katakan demikian karena dalam silogisme kita menyimpulkan pengetahuan baru yang kebenarannya di ambil secara sintetis dari dua permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu , yang tidak terjadi dalam penyimpulan Eduksi. Dan pada saat ini Silogisme terdiri dari silogisme katagorik ,silogisme hipotetik, Silogisme disyungtif maupun melalui dilema. untuk lebih lanjut akan kami jelaskan berikut ini ;
1. Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik , Demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal , sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau sinjuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah aturan pangkalan umumnya . Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang berbeda dari pangkalan umumnya , tapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya dengan demikian satu pangalan umum dan satu pangkalan khusus dapat di hubungkan dengan berbagai cara tetapi hubungan itu harus di perhatikan kwalitas dan kantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi atau natijah yang valid
Sekarang kita praktekkan bagaimana dua permasalahan dapat menghasilkan kesimpulan yang absah
Semua Manusia tidak lepas dari kesalahan
Semua cendekiawan adalah manusia
Pangkalan umum disini adalah proposisi pertama sebagai pernyataan universal yang di tandai dengan kuantifier ‘ semua ‘ untuk menegaskan sifat yang berlaku bagi manusia secara menyeluruh . Pangkalah khusussnya adalah proposisi kedua miskipun ia juga merupakan pernyataan universal ia berada dibawah aturan pernyataan pertama sehingga dapat kita simpulkan : semua cendikiawan tidak lepas dari kesalahan .
Bila pangkalan khususnya berupa proposisi singules prosedur penyimpulannya juga sama segingga dari pernyataan :
Semua tanaman membutuhkan air ( Premis Mayor )
M P
Padi adalah tanaman ( Primis Minor )
S M
Padi membutuhkan air ( Konklusi )
S P
Keterangan :
S = Subyek; P = Predikat M. = Middle term.
Kode – kode serupa membantu kita dalam proses untuk menemukan kesimpulan langkah pertama tandailah terlebih dahulu term – term yang sama pada kedua premis , dengan memberi garis bawah kemudia kita tuliskan huruf M . term lain pada premis mayor pastilah P dan pada premis Minor pastilah S. kemudian tulislah konklusinya dengan menulis secara lengkap term S dan P nya untuk menentukan mana perimis manyor tidaklah sukar karena ia boleh dikatakan selalu di sebut pada awal bangunan silogisme , term menengah tidak boleh kita sebut atau kita tulis dalam konklusi . begitulah dasar dalam memperoleh konklusi . namun demikinan kita perlu memperhatikan patokan – patokan lain agar di dapat kesimpulan yang apsah dan benar.
2. Silogisme Hipotetik : Adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotetik tidk memiliki premis mayor maupun primis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung terem predikat pada konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung term subyek pada konklusi .
Pada silogisme hipotetik term konklusi adalah term yang kesemuanya dikandung oleh premis mayornya, mungkin bagian anteseden dan mungkin pula bagian konsekuensinya tergantung oleh bagian yang diakui atau di pungkiri oleh premis minornya. Kita menggunakan istilah itu secara analog , karena premis pertama mengandung permasalahan yang lebuh umum , maka kita sebut primis mayor , bukan karena ia mengandung term mayor. Kita menggunakan premis minor , bukan karena ia mengandung term minor , tetapi lantaran memuat pernyataan yang lebih khusus
Macam tipe silogisme hipotetik
a) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan , saya naik becak
Sekarang Hujan .
Jadi saya naik becak.
b) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya , seperti :
Bila hujan , bumi akan basah
Sekarang bumi telah basah .
Jadi hujan telah turun
c) Silogisme hipotetik yang premis Minornya mengingkari antecendent , seperti :
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa , maka kegelisahan akan timbul .
Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa ,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul
d) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya , seperti:
Bila mahasiswa turun kejalanan , pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan
3. Silogisme disjungtif : adalah silogisme dimana premis mayor maupun minornya , baik salah satu maupun keduanya , merupakan keputusan disjunctive atau ada juga yang mengatakan bahwa silogisme disjungtif adalah silogisme yang primis mayornya berbentuk proposisi disjungtive Contoh :
  • · Kamu atau saya yang pergi
  • · Kamu tidak pergi
  • · Maka sayalah yang pergi
Silogisme disjungtive mempunyai dua buah corak diantaranya :
a) Akuilah satu bagian disjungtif pada premis minor, dan tolaklah lainnya pada kesimpulan . misalnya :
  • · Planet kita ini diam atau berputar.
  • · Karena berputar, jadi bukanlah diam.
Corak ini di sebut modus ponendo tolles.
b) Tolaklah satu bagian disjungsi pada premis minor , dan akuilah yang lainnya pada kesimpulan . Misalnya :
  • · Planet bumi kita ini diam atau berputar
  • · Planit bumi kita ini tidak diam
  • · Jadi . planet bumi kita ini berputar.
Corak ini disebut modus tolledo ponens.
N.B. Silogisme disjungtif bisa diplangkan ke silogisme kondisional . Misalnya :
  • · Apabila kamu tidak pergi, sayalah yang pergi .
  • · Kami tidak pergi .
  • · Maka sayalah yang pergi.
Silogisme disjungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu :
a) Primis minornya mengingkari salah satu alternative, konklusinya adalah mengakui alternative yang lain, seperti :
  • · Ia berada diluar atau di dalam
  • · Ternyata tidak berada di luar.
  • · Jadi ia berada di dalam.
  • · Ia berada di luar atau di dalam
  • · Ternyata tidak berada di dalam
  • · Jadi ia berada di luar.
b) Premis minor mengakui salah satu alternative, kesimpulannya adalah mengingkari alternative yang lain, seperti:
  • · Budi di masjid atau di sekolah
  • · Ia berada di masjid.
  • · Jadi ia tidak berada di sekolah.
    • · Budi di masjid atau di sekolah
    • · Ia berada di sekolah .
    • · Jadi ia tidak berada di masjid.
4. Silogisme Konjungtif adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk suatu proporsi konjungtif. Silogisme konjungtif hanya mempunyai sebuah corak, yakni: akuilah satu bagian di premis minor, dan tolaklah yang lain di kesimpulan . Misalnya :
  • · Tidak ada orang yang membaca dan tidur dalam waktu yang bersamaan .
  • · Sartono tidur .
  • · Maka ia tidak membaca
Nb. Silogisme konjungtif dapat di kembalikan ke bentuk silogisme kondisional, Misalnya ;
  • · Andaikata Sartono tidur, ia tidak membaca.
  • · Sartono tidur
  • · Maka ia tidak membaca.
5. Dilema , menurut Mundari dalam bukunya yang berjudul logika ia mengartikan Dilema adalah argumerntasi , bentuknya merupakan campuran antara silogisme hipotetik dan silogisme disyungtif . Hal ini terjadi karena premis mayornya terdiri dari dua proposisi hipotetik dan premis minornya satu proposisi disjungtif . Konklusinya, berupa proposisi disyungtif , tetapi bisa proposisi kategorika. Dalam dilema , terkandung konsekuensi yang kedua kemungkinannya sama berat . Adapun konklusi yang diambil selalu tidak menyenangkan . Dalam debat, dilemma dipergunakan sebagai alat pemojok , sehingga alternatif apapun yang dipilih , lawan bicara selalu dalam situasi tidak menyenangkan. Suatu contoh lkasik tentang dilemma adalah ucapan seorang ibu yang membujuk anaknya agar tidak terjun dalam dunia politik , sebagai brikut;
  • · Jika engkau berbuat adil manusia akan membencimu . Jika engkau berbuat tidak adil tuhan akan membencimu . Sedangkan engkau harus bersikap adil atau tidak adil . Berbuat adil ataupun tidak engkau akan dibenci.
  • · Apabila para mahasiswa suka belajar , maka motivasi menggiatkan belajar tidak berguna . Sedangkan bila mahasiswa malas belajar motivasi itu tidak membawa hasil . Karena itu motivasi menggiatkan belajar itu tidak bermanfaat atau tidak membawa hasil.
Pada kedua contoh tersebut , konklusi berupa proposisi disjungtif , Contoh pertama adalah dilemma bentuk baku , kedua bentuk non baku.
Sekarang kita ambil contoh dilema yang konklusinya merupakan keputusan kategorika.
  • · Jika Budi kalah dalam perkara ini , ia harus membayarku berdasarkan keputusan pengadilan . Bila ia menang ia juga harus membayarku berdasarkan perjanjian . Ia mungkin kalah dan mungkin pula menang . Karena itu ia harus tetap harus membayar kepadaku.
  • · Setiap orang yang saleh membutuhkan rahmat supaya tekun dalam kebaikan .
Setiap pendusta membutuhkan rahmat supaya dapat ditobatkan.
Dan setiap manusia itu saleh atau pendusta.
Maka setiap manusia membutuhkan rahmat.
Dilema dalam arti lebih luas adalah situasi ( bukan argumentasi ) dimana kita harus memilih dua alternative yang kedua – duanya mempuyai konsekwensi yang tidak diingi, sehingga sulit menentukan pilihan.
Aturan – aturan dilema dan Cara Mengatasi Dilema
1. Aturan – aturan dilema :
  • · Disjungsi harus utuh . Masing – masing bagian harus betul – betul selesai, sehingga tidak ada kemungkinan lain . Apabila terdapat kemungkinan lain , hal akan merupakan jalan keluar. Tutuplah jalan keluar tersebut . Waspadalah untuk tidak tergelincir kedalam sofisme, yakni pemikiran yang nampaknya betul , tetapi sesungguhnya salah.
  • · Consequent haruslah sah disimpulkan dari masing – masing bagian.
  • · Kesimpulan yang ditarik dari masing – masing bagian , haruslah merupakan satu satunya kesimpulan yang mungkin diambil . Jika tidak , maka lawan kita akan sanggup mengambil kesimpulan yang berlawanan dengan kesimpulan kita.
2. Cara Mengatasi Dilema
Ada beberpa cara yang dapat kita pakai dalam mengatasi dilemma yang kita hadapi.
a. Dengan meneliti kausalitas premis mayor . Sering benar terjadi dalam dilema terdapat hubungan kausalitas tidak benar yang dinyatakan dalam premis mayornya. Dalam contoh diatas dikemukakan bahwa motivasi peningkatan belajar tidak berguna atau tidak membawa hasil . konklusi tidak benar , karena di tarik dari premis mayor yang mempuyai hubungan kausalitas tidak benar . Tidak semua mahasiswa yang tidak suka belajar mempuyai sebab yang sama . Dari sekian mahasiswa yang tidak suka belajar , bisa disebabkan kurang kesadaran , sehingga motiovasi sangat berguna bagi mereka. Untuk mengatasi dilemma model ini kita tinggal menyatakan bahwa premis tidak mempuyai dasar kebenaran yang kuat.
b. Dengan meneliti alternative yang di kemukakan. Mengapa, karena mungkin sekali alternative pada permasalahan yang diketegahkan tidak sekedar dinyatakan , tetapi lebih dari itu . Pada masa lalu seorang pemimpin sering berkata : Pilihlah Sukarno atau biarlah Negara ini hancur. Benarkan hanya Sukarno yang bisa menyelamatkan Negara ini ? Apakah tidak ada orang lain nyang bisa menggantinya ? Tentu saja ada , sehingga alternatifnya lebih dari dua.
c. Dengan contra dilemma.. Bila dilema yang kita hadapi tidak mengandung kemungkinan , maka dapat kita atasi dengan mengemukakan dilemma tandingan . Banyak sekali dilema yang di hadapi orang kepada kita merupakan alat pemojok yang sebenarnya tidak mempuyai kekuatan , maka dilema itu dapat dinyatakan dalam bentuk lain yang mempuyai konklusi berlainan dengan penampilan semula. Sebagai contoh adalah pendapat orang yang menyatakan bahwa hidup ini adalah penderitaan , hendak memaksakan keyakinan itu dengan mengajukan dilemma kepad kita sebagai berikut:
Bila kita bekerja maka kita didak bisa menyenangkan diri kita. Bila kita tidak bekerja , kita tidak dapat uang . Jadi bekerja atau tidak bekerja , kita dalam keadaan tidak menyenangkan
Dilema itu dpat kita jawab dengan kontra dilemma sebagai berikut:
Bila kita bekerja, kita mendapat uang . Bila kita tidak bekerja kita dapat meyenangkan diri kita . Jadi bekerja atau tidak , selalu menyenangkan kita.
d. Dengan memilih alternative yang paling ringan . Bila dilema yang kita hadapi tidak mungkin kita atasi dengan teknik diatas , maka jalan terakhir adalah memilih alternatif yang paling ringan . Pada dasarnya tidak ada dilema yang menampilkan alternatif yang benar- benar sama beratnya. Dalam dilema serupa dibawah ini kita hanya dapat memilih alternative yang paling ringan . contoh
  • · Apabila tuan masih tercatat sebagai pegawai negeri , maka tuan tidak bisa menduduki jabatan tertinggi pada PT “ Buana Jaya “ ini . Untuk menduduki jabatan tinggi pada PT ini maka anda harus rela melepaskan status tuan sebagai pegawai negeri . Sementara itu anda berat melepas pekerjaan sebagai pegawai negeri , sedangkan bila tidak menjabat pimpinan pendapatan anda di PT itu tetap sedikit.
 http://hadirukiyah2.blogspot.com/2009/09/silogisme-pengertian-bagian-bagian-dan.html


Contoh Contoh Kalimat Silogisme

03 February 20136komentar





Contoh Contoh Kalimat Silogisme - Selamat siang sobat, selamat datang di blog Kang Sofi. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba berbagi atau share tentang Contoh Kalimat Silogisme. Sebenernya membuat Kalimat Silogisme itu mudah loh, alias tidak sulit.


Seperti biasa, sebelum ke contoh kita kenalan dulu dengan Topiknya. Apa itu silogisme? Apa saja macam macam silogisme? . Tapi kali ini saya tidak akan membeberkan itu. karena saya sudah mempostingnya. Silahkan baca di artikel Pengertian dan Macam Macam Silogisme.

Oke langsung ke pembahasan aja, berikut contoh silogisme yang asli buatan saya. Made by Ahmad Sofihudin, hehe :) Cekidot:


PU : Semua guru MA Ma'arif NU Cimanggu sedang rapat di ruang rapat
PK : Bu Yuli adalah guru MA Ma'arif NU Cimanggu
S    : Bu Yuli sedang rapat di ruang rapat

PU : Semua siswa kelas XII sedang mengerjakan soal UN
PK : Ahmad Sofihudin adalah siswa kelas XII
S    : Ahmad Sofihudin sedang mengerjakan soal UN

PU : Siswa MA Ma'arif NU Cimanggu tidak boleh membawa HP ke kelas
PK : Anton adalah siswa MA Ma'rif NU Cimanggu
S    : Anton tidak boleh membawa HP ke kelas

PU : Pemain Persipura sedang melakukan latihan di Stadion Mandala
PK : Boaz adalah pemain Persipura
S    : Boaz sedang latihan di Stadion Mandala

PU : Semua manusia pernah melakukan kesalahan
PK : Siswa adalah manusia
S    : Siswa pernah melakukan kesalahan

PU : Semua siswa disuruh mengerjakan tugas
PK : Riski adalah seorang siswa
S    : Riski disuruh mengerjakan tugas

PU : Para menteri sedang rapat di istana negara
PK : M. Nuh adalah menteri pendidikan
S    : M. Nuh sedang rapat di istana negara

PU : Semua anak sekolah berangkat pagi-pagi
PK : Tarman adalah anak sekolah
S    : Tarman berangkat pagi-pagi
http://laser-ijo.blogspot.com/2013/02/contoh-contoh-kalimat-silogisme.html